Museum Etnografi Sendawar merupakan museum pertama daerah Kabupaten Kutai Barat. Museum ini didirikan berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Barat Nomor 06 Tahun 2010. Pada awalnya museum ini merupakan bagian dari Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kutai Barat.
Kemudian pada tahun 2016 dibentuk Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) dan saat ini melekat sebagai UPTD pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Museum ini sangat mudah dijangkau dan terletak di pusat Kompleks Pemerintahan Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lihat Peta).
Visi Museum Etnografi Sendawar adalah Terwujudnya sebuah museum yang mampu menjadikan sebuah cermin kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia. Sedangkan Misinya adalah :
- Menjadikan museum sebagai pusat studi ilmiah, kegiatan edukatif kultural, pelestarian budaya dan menunjang kepariwisataan;
- Menyelamatkan benda-benda warisan budaya yang mempunya nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan;
- Memelihara dan memanfaatkan benda-benda bernilai budaya yang bersifat daerah maupun nasional untuk kepentingan memajukan kebudayaan bangsa;
- Mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta manfaatkan wahana sebagai sebuah inspirasi dan apresiasi budaya dari generasi ke generasi;
- Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam upaya memperkokoh jati diri dan rasa kesatuan bangsa.
Jumlah koleksi museum ini mencapai ratusan benda pusaka. Koleksi tersebut merupakan peninggalan dari enam sub-etnis suku Dayak di Kutai Barat seperti suku Dayak Tunjung, suku Dayak Benuaq, suku Dayak Bahau dan suku Dayak Kenyah. Di dalam museum juga ada peralatan olahraga tradisional, aksesori, alat pertanian dan alat-alat ritual bersejarah.
Museum ini juga mengoleksi benda-benda serta ornamen-ornamen Suku Dayak yang dahulu tinggal di Kabupaten Kutai Barat. Museum ini menyajikan koleksi sebagai bentuk pendidikan dan rekreasi bagi masyarakat umum.
Seperti misinya, Museum Etnografi Sendawar merupakan sarana wisata dan juga edukasi pendidikan budaya. Adanya wisata Museum Etnografi Sendawar diharapkan dapat mendorong kaum muda agar peduli dengan kebudayaan Suku Dayak Kalimantan Timur dan merasa bangga dengan budaya-budaya leluhur.
Pembentukan UPT Museum Etnografi Sendawar tersebut untuk mendorong masyarakat agar dapat mengenal tentang cagar budaya asli daerah yang menjadi suatu identitas asli masyarakat Kabupaten Kutai Barat yang mulai kurang, hal tersebut dilakukan guna meningkatkan mutu pengelolaan Museum Etnografi Sendawar secara efisien dan berkualitas.
Dalam pelaksanaannya UPTD Museum Etnografi Sendawar melakukan pengawasan secara berkala. Secara garis besar ada tiga bentuk pengawasan yang dilakukan oleh UPT Museum Etnografi Sendawar, yaitu:
- Pertemuan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Kegiatan ini membahas hal apa saja yang mempengaruhi kualitas pencapaian kinerja program kegiatan. Kemudian menganalisa hambatan-hambatan, tindaklanjut penyelesaian, masukan dan saran dalam rangka perbaikan layanan dan menningkatkan kinerja. - Pertemuan setiap minggu untuk Kasubbag. Tata Usaha dan Kepala Seksi
Membahas bagaimana pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan pada bulan sebelumnya dan penyusunan rencana kegiatan yang akan di lakukan pada bulan berikutnya. - Pertemuan dengan melibatkan pihak terkait melalui evaluasi pertemuan kegiatan
Kegiatan ini melibatkan pihak mitra dengan museum. Antara lain komunitas yang sudah sering melakukan kegiatan bersama dengan museum, serta dihadirkan pula instansi-instansi terkait yang sering melakukan kegiatan bersama dengan museum.
Museum ini ini terbuka umum untuk dunia pendidikan bagi siswa-siswi pelajar, anak-anak diajak mengenal budaya lewat museum. Beberapa tahun lalu sejumlah murid-murid SD yang merupakan perwakilan dari sekolah di Kecamatan Barong Tongkok, Melak, Sekolaq Darat dan Linggang Bigung mengunjungi Museum Etnografi.
Kegiatan juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Barat dan menjelaskan bagaimana memahami arti penting dari budaya. Kemudian Anak-anak diberi kesempatan berkeliling musem dan mempelajari benda-benda pusaka peninggalan budaya yang harus dilestarikan. mereka diberi kesempatan bertanya sesuai jelajah museum tersebut.
Selain ini Museum ini juga mennjadi tempat wisata budaya. Ada berbagai kerajinan dari manik-manik khas Suku Dayak yang dijual bervariatif bergantung kepada tingkat kesulitannya. Tetapi, harga gelang manik dijual antara Rp 25 ribu hingga 35 ribu dan tas anjat manik dijual Rp 300 ribu.
Berkunjung ke Museum Etnografi Sendawar sangat tepat bagi Anda yang ingin berlibur bersama keluarga, mengenalkan budaya lokal kepada anak-anak untuk kegiatan yang edukatif dan tentunya sangat menyenangkan.
Jam operasional Museum Etnografi Sendawar dimulai pukul 08.00 wita hingga pukul 16.00 wita waktu setempat untuk operasional hari Senin hingga Kamis, serta jam 08.00 wita sampai 12.00 wita untuk operasional pada hari Jumat. (DMz)